| 0 komentar ]


Sebagai masyarakat agraris, warga masyarakat Desa Candikusuma tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan beternak. Pada setiap rumah tangga pasti bisa ditemui adanya ternak sapi atau kambing bagi warga Muslim. Sedangkan warga yang beragama Hindu pada setiap rumah tangga selalu ada ternak sapi, kerbau dan babi.

Hal ini juga merupakan salah satu potensi dan matapencaharian utama di kalangan warga Desa Candikusuma. Secara rata-rata, setiap kepala keluarga di Desa Candikusuma memelihara sepasang ternak sapi.

Dulu sapi dan kerbau lebih dijadikan sebagai sarana untuk bertani, yakni membajak kebun dan sawah. Tetapi karena kini perkebunan di Desa Candikusuma sudah 90% ditanami coklat, pisang dan rambutan, maka ternak sapi dan kerbau diutamakan sebagai hewan potong.

Sementara itu untuk peternakan ayam, di Desa Candikusuma hampir seluruh rumah tangga memilikinya, terutama ayam kampung. Namun sebagian besar dipelihara secara tradisional, dan tidak dibudidayakan secara besar-besaran. Rata-rata setiap rumah tangga di kawasan pemukiman para petani terdapat ternak ayam antara 6 sampai 10 ekor induk. Di samping untuk dijual sebagai ayam potong, ayam kampung biasanya dikonsumsi sendiri dan sebagai sarana upacara (sesajen). Di samping itu, di kalangan masyarakat pedesaan, ayam juga merupakan salah satu sarana sosial sebagai “buah tangan” bagi kerabat atau tetangga. Bila ada warga yang punya upacara, tetangga kiri-kanan biasanya datang membantu sambil membawa satu atau dua ekor ayam untuk dipotong. Ini berlangsung sampai sekarang.

0 komentar

Posting Komentar